Kumpulan Puisi Tema Religi Lengkap Terbaru

Sengaja kami rangkum kumpulan puisi tema religi, untuk memudahkan pencarian di google. Tujuannya mempermudah kita dalam mencari kumpulan puisi religi. Puisi ini dari kumpulan Media Karya Indonesia yang selalu berkarya. Berkarya tanpa batas kreatif dan inovatif. Kumpulan puisi tema religi ini terdapat 7 judul puisi saja. Berikut ini kumpulan puisi religi, semoga sobat semua mendapatkan hikmahnya.



Sorga Untuk Ibu

Sekian lama ku di buaiyan ibu
Sekian lama ku di beri asi ibu
sekian lama ku disupi ibu
sekian lama ku dibesarkan ibu

Stelah aku beranjak dewasa

Sekian lama ku kecewakn ibu
Sekian lama ku bohongi ibu
Sekian lama ku mendustai ibu
Sekian lama ku
Sekian lama ku tak bisa bahagiakan ibu

Setelah aku sadar oleh semua itu

Sekain lama ku rindu ibu
sekian lama ku mendokan ibu
Do'a ibu kramat untuk ku

By:Dalang Wanataka 4:2014

DEMI
demi matahari dan sinarnya pada pagi hari.
demi bulan apabila mengiringinya.
demi siang apabila menampakkanya.
demi malam apabila menutupinya.
demi langit serta pembinaanya.
demi bumi serta penghamparanya
demi jiwa serta penyampurnaanya

Terimaksih Kepada Ida Chayangfamily


Antara Takdir dan Keputusasaan

Dalam hati ini inginkan kejujuran
Namun akal selalu mempermainkan
Membuatku kadang penuh keraguan
Membuatku kadang penuh keyakinan
Terkadang hatipun dikesampingkan

Aku yang berjalan tak tentu arah
Aku yang selalu ingin berubah
Inginku semua yang buruk kuubah
Namun semakin banyak yang kuubah
Terasa baru sedikit yang berubah

Engkau Tuhanku
Aku mohonkan keinginanku
Tunjukan jalan-Mu padaku
Tuntunlah aku
Aturan-Mu adalah aturanku
Petunjuk-Mu adalah arahku

Aku yang selalu berusaha dijalan-Mu
Mengapa semakin keras aku berusaha untuk-Mu
Semakin banyak jalan kau tunjukan padaku
Semakin banyak persimpangan didepanku
Dan ketika ku menengok belakangku
Sungguh hanya ada penyesalanku

Tuhan-ku
Engkau yang selalu mendengarku
Engkau yang selalu melihatku
Andai banyak pintaku
Andai banyak harapku
Sungguh hanya satu tujuanku
Hanya Ridho-Mu
Tuhan-ku

Andai syukurku kurang
Andai pujiku kurang
Andai amalku kurang
Andai ibadahku kurang
Aku mohon cukupkan dari kekuranganku
Aku mohon batasi keserakahanku
Aku mohon perkuat ingatanku
Aku mohon lebihkan rezkiku
Aku mohon ketenangan hatiku
Aku mohon kuatkanlah imanku
Karena sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa
By; Facebook

Penyesalan tiada akir
Dulu nyaman aman
Tersisa dalam keindahan
Ku coba tuk melupakan
Perasaan kestiaan
Tak nyaman hati ini
Selalu dibayangi
Rasa takut dan penyesalan
Tak bisa kuganti dengan yang dulu
Hanya bekas tersisa
Bila ketahuan ditaruh mana muka, mulut, bibir, telingaku
Otak sangat bodoh
Kecewa..
Amat perih meritih di hati
Tak tenang jiwa ini
Dosa semakin berlimpah
Tersisa hanya penyesalan tiada akhir

By: Dalang Wanataka


WAKTU 
Ketika waktu kian menipis
Ku terjaga dalam kenistaan
Tanpa tersandar melangkah
Menepis air mata tak terarah
Ketika waktu menyempit
Kusandarkan dalam angan
Tersentuh jiwa terasa asa
Mimpi, impian
Hilang tertelan malam
Ketika waktu t
elah memanggil
Ku berjalan menuju cahaya hati
Bersinar, menerpa
Damai bergejolak meronta
Ketika waktuku tlah habis
Ku terdidur dalam dekapan
Terlarut dalam kemilauannya raga
Hingga lupa akan dosa


By: Den Maz Yayak


Pastoral

Kabut yang mengepungmu
Telah runtuh menjadi kata-kata
Rumah kayu hanya menyisakan dinginnya
Dan sunyi mengendap di sana

Maut bukanlah kabut yang mengendap-endap
Tapi salju
Yang berloncatan bagai waktu
Dan menyumbat pernapasanmu

Beranjaklah dan jangan menengok
Ingin kusaksikan tubuhmu telanjang
Tanpa mantel keyakinan
Menjauh dan semakin menjauh

Kubah mesjid dan runcing menara katedral
Tenggelam di balik perbukitan
Senja mengental dalam gelas kopiku
Dan kureguk sebagai puisi yang pahit

Beranjaklah dan jangan menangis
Obor malam akan mengantarmu pergi
Melintasi jalan kesabaran
Menerobos hutan

Maut bukanlah kata-kata
Tapi doa
Yang memancar bagai cahaya sorga
Dan membakarku tiba-tiba
(Asep Zamzam Noor,1991)

ZIKIR

Aku mengapung
Ringan
Meninggi padamu. Bagai kapas menari-nari
Dalam angin
Jumpalitan bagai ikan
Bagai lidah api

Bau busuk mulutku, Anne
Seratus tahun memanggi-manggil
Namamu

Inilah zikirku:
Lelehan aspal kealpaanku, cairan timah
Kekeliruanku, gemuruh mesin keliaranku
Tumpukan sampah keterpurukanku
Selokan mampat kesia-siaanku

Aku tak tidur padahal ngantuk, tak makan
Padahal lapar, tak minum padahal haus
Tak menangis padahal sedih, tak berobat
Padahal luka, tak bunuh diri
Padahal patah hati

Anne! Anne! Anne!

Zikirku seribu sepi menombakmu
Menembus lapisan langitmu, membongkar
Gumpalan megamu, membakar pusaran
Kabutmu, menghanguskan jarak
Ruang dan waktu


Aku mencair
Bagai air
Mengalir padamu. Bagai hujan  
Tumpah ke bumi
Menggelinding bagai batu
Bagai hantu

Anne! Anne! Anne!

Inilah rentetan tembakan kerinduanku, lemparan
Granat ketakutanku, dentuman meriam kemabukanku
Luapan minyak kegairahanku, kobaran tungku kecintaanku
Semburan asap kepunahanku

Aku tak mengemis padahal miskin, tak mencuri
Padahal terdesak, tak merampok padahal banyak utang
Tak menipu padahal ada kesempatan, tak menuntut
Padahal punya hak, tak memaksa
Padahal putus asa

Anne! Anne! Anne!

Zikirku seribu sunyi mengejarmu
Menggedor barikade pertahananmu, menerobos
Dinding persembunyianmu, mengobrak-abrik ruang
Semadimu, menghancurkan singgasana
Kekhusyukanmu

Bau busuk mulutku, Anne
Seratus tahun memanggil-manggil
Namamu

(Karya : Acep Zamzam Noor)


Terimakasih atas kunjungan anda, semoga kumpulan puisi ini bisa diambil hikmahnya. (baca:Kumpulan Puisi Harapan Terbaru dan Terbaik)



Youtube: Redaksi Email

Post a Comment

0 Comments