Sorga Untuk Ibu
Sekian lama ku di buaiyan ibu
Sekian lama ku di beri asi ibu
sekian lama ku disupi ibu
sekian lama ku dibesarkan ibu
Stelah aku beranjak dewasa
Sekian lama ku kecewakn ibu
Sekian lama ku bohongi ibu
Sekian lama ku mendustai ibu
Sekian lama ku
Sekian lama ku tak bisa bahagiakan ibu
Setelah aku sadar oleh semua itu
Sekain lama ku rindu ibu
sekian lama ku mendokan ibu
Do'a ibu kramat untuk ku
By:Dalang Wanataka 4:2014
DEMI
demi matahari dan sinarnya pada pagi hari.
demi bulan apabila mengiringinya.
demi siang apabila menampakkanya.
demi malam apabila menutupinya.
demi langit serta pembinaanya.
demi bumi serta penghamparanya
demi jiwa serta penyampurnaanya
Terimaksih Kepada Ida Chayangfamily
demi matahari dan sinarnya pada pagi hari.
demi bulan apabila mengiringinya.
demi siang apabila menampakkanya.
demi malam apabila menutupinya.
demi langit serta pembinaanya.
demi bumi serta penghamparanya
demi jiwa serta penyampurnaanya
Terimaksih Kepada Ida Chayangfamily
Antara Takdir dan Keputusasaan
Dalam hati ini inginkan kejujuran
Namun akal selalu mempermainkan
Membuatku kadang penuh keraguan
Membuatku kadang penuh keyakinan
Terkadang hatipun dikesampingkan
Aku yang berjalan tak tentu arah
Aku yang selalu ingin berubah
Inginku semua yang buruk kuubah
Namun semakin banyak yang kuubah
Terasa baru sedikit yang berubah
Engkau Tuhanku
Aku mohonkan keinginanku
Tunjukan jalan-Mu padaku
Tuntunlah aku
Aturan-Mu adalah aturanku
Petunjuk-Mu adalah arahku
Aku yang selalu berusaha dijalan-Mu
Mengapa semakin keras aku berusaha untuk-Mu
Semakin banyak jalan kau tunjukan padaku
Semakin banyak persimpangan didepanku
Dan ketika ku menengok belakangku
Sungguh hanya ada penyesalanku
Tuhan-ku
Engkau yang selalu mendengarku
Engkau yang selalu melihatku
Andai banyak pintaku
Andai banyak harapku
Sungguh hanya satu tujuanku
Hanya Ridho-Mu
Tuhan-ku
Andai syukurku kurang
Andai pujiku kurang
Andai amalku kurang
Andai ibadahku kurang
Aku mohon cukupkan dari kekuranganku
Aku mohon batasi keserakahanku
Aku mohon perkuat ingatanku
Aku mohon lebihkan rezkiku
Aku mohon ketenangan hatiku
Aku mohon kuatkanlah imanku
Karena sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa
By; Facebook
Penyesalan tiada akir
Dulu nyaman aman
Tersisa dalam keindahan
Ku coba tuk melupakan
Perasaan kestiaan
Tak nyaman hati ini
Selalu dibayangi
Rasa takut dan penyesalan
Tak bisa kuganti dengan yang dulu
Hanya bekas tersisa
Bila ketahuan ditaruh mana muka, mulut, bibir, telingaku
Otak sangat bodoh
Kecewa..
Amat perih meritih di hati
Tak tenang jiwa ini
Dosa semakin berlimpah
Tersisa hanya penyesalan tiada akhir
By: Dalang Wanataka
Dulu nyaman aman
Tersisa dalam keindahan
Ku coba tuk melupakan
Perasaan kestiaan
Tak nyaman hati ini
Selalu dibayangi
Rasa takut dan penyesalan
Tak bisa kuganti dengan yang dulu
Hanya bekas tersisa
Bila ketahuan ditaruh mana muka, mulut, bibir, telingaku
Otak sangat bodoh
Kecewa..
Amat perih meritih di hati
Tak tenang jiwa ini
Dosa semakin berlimpah
Tersisa hanya penyesalan tiada akhir
By: Dalang Wanataka
WAKTU
Ketika waktu kian menipis
Ku terjaga dalam kenistaan
Tanpa tersandar melangkah
Menepis air mata tak terarah
Ketika waktu menyempit
Kusandarkan dalam angan
Tersentuh jiwa terasa asa
Mimpi, impian
Hilang tertelan malam
Ketika waktu telah memanggil
Ku berjalan menuju cahaya hati
Bersinar, menerpa
Damai bergejolak meronta
Ketika waktuku tlah habis
Ku terdidur dalam dekapan
Terlarut dalam kemilauannya raga
Hingga lupa akan dosa
By: Den Maz Yayak
Pastoral
Kabut yang mengepungmu
Telah runtuh menjadi kata-kata
Rumah kayu hanya menyisakan dinginnya
Dan sunyi mengendap di sana
Maut bukanlah kabut yang mengendap-endap
Tapi salju
Yang berloncatan bagai waktu
Dan menyumbat pernapasanmu
Beranjaklah dan jangan menengok
Ingin kusaksikan tubuhmu telanjang
Tanpa mantel keyakinan
Menjauh dan semakin menjauh
Kubah mesjid dan runcing menara katedral
Tenggelam di balik perbukitan
Senja mengental dalam gelas kopiku
Dan kureguk sebagai puisi yang pahit
Beranjaklah dan jangan menangis
Obor malam akan mengantarmu pergi
Melintasi jalan kesabaran
Menerobos hutan
Maut bukanlah kata-kata
Tapi doa
Yang memancar bagai cahaya sorga
Dan membakarku tiba-tiba
(Asep Zamzam Noor,1991)
ZIKIR
Aku mengapung
Ringan
Meninggi padamu. Bagai kapas menari-nari
Dalam angin
Jumpalitan bagai ikan
Bagai lidah api
Bau busuk mulutku, Anne
Seratus tahun memanggi-manggil
Namamu
Inilah zikirku:
Lelehan aspal kealpaanku, cairan timah
Kekeliruanku, gemuruh mesin keliaranku
Tumpukan sampah keterpurukanku
Selokan mampat kesia-siaanku
Aku tak tidur padahal ngantuk, tak makan
Padahal lapar, tak minum padahal haus
Tak menangis padahal sedih, tak berobat
Padahal luka, tak bunuh diri
Padahal patah hati
Anne! Anne! Anne!
Zikirku seribu sepi menombakmu
Menembus lapisan langitmu, membongkar
Gumpalan megamu, membakar pusaran
Kabutmu, menghanguskan jarak
Ruang dan waktu
Aku mencair
Bagai air
Mengalir padamu. Bagai hujan
Tumpah ke bumi
Menggelinding bagai batu
Bagai hantu
Anne! Anne! Anne!
Inilah rentetan tembakan kerinduanku, lemparan
Granat ketakutanku, dentuman meriam kemabukanku
Luapan minyak kegairahanku, kobaran tungku kecintaanku
Semburan asap kepunahanku
Aku tak mengemis padahal miskin, tak mencuri
Padahal terdesak, tak merampok padahal banyak utang
Tak menipu padahal ada kesempatan, tak menuntut
Padahal punya hak, tak memaksa
Padahal putus asa
Anne! Anne! Anne!
Zikirku seribu sunyi mengejarmu
Menggedor barikade pertahananmu, menerobos
Dinding persembunyianmu, mengobrak-abrik ruang
Semadimu, menghancurkan singgasana
Kekhusyukanmu
Bau busuk mulutku, Anne
Seratus tahun memanggil-manggil
Namamu
(Karya : Acep Zamzam Noor)
Terimakasih atas kunjungan anda, semoga kumpulan puisi ini bisa diambil hikmahnya. (baca:Kumpulan Puisi Harapan Terbaru dan Terbaik)
Youtube: Redaksi Email
0 Comments
Terimakasih atas komentar anda!