Contoh paling praktis kita renungkan betapa tidak masuk akalnya meraka sebagai calaon DPRD atau calon Legislatif atau Kepala daerah melakukan politik. Uang yang menghargai rakyat dengan jumlah tertentu. Ini fakta lapangan yang kami dapatkan. Dari sinilah akar dari korupsi, seumpanya disuatu daerah memerlukan atau mengumpulkan 3000 suara untuk jadi pemenang, lantas per kepala di sodok uang 25.000. Jadi 25.000 X 3000 suara, berapa total uang yang di keluarkan para calon pemimpin ini? 75.000.000. Kalau yang jadi calon pemimpin disetiap daerah mengelurkan dana sebesar itu, dengan calon pemimpin seumpama 25 orang disetiap daerah. jadi 25 X 75.000.000 =1.875.000.000.- hampir 2 milyar. Itu dari segi pemberian uang untuk membeli suara raykat. Sedangkan untuk promosi atau kampaye berapa duit yang mereka keluarkan? He'em pasti cukup banyak bukan.
Coba kalau ada kampanye tapi tidak mengelurkan biaya, pasti korupsi bisa teratasi.
Dapat dipastikan calon pemimpin mengelurkan dana (beli suara) sebesar
itu, ketika duduk yang dipikirkan adalah mengembalikan dana yang di
keluarkan sebelumnya.
Disinilah timbul rasa balas dendam dari calon wakil rakyat, seberapa besar modal mereka harus mengembalikan biaya untuk kampanye, itulah akar dari korupsi. Tidak ada sejarahnya seorang pedangan menginginkan kerugian yang pasti menginginkan keuntungan.
Kalau korupsi siapa yang dirugikan?
Apakah uang korupsi bisa di kembalikan?
Yang jadi sasaran rakyat lagi rakyat lagi.
Penyebab dari semua itu karena gagalnya pendidikan di indonesia, saya tekankan pendidikan yang mendidik moral anak didiknya (ahlak mulia). Kalau pendidikan moral ini di tingkatkan maka dari akar permasalahan semuanya akan tuntas. Masalah korupsi, pemerkosaan, pembunuhan, kriminal dan lain sebagainya yang berhubungan dengan moral akan menemukan tingkat kurangnya kejahatan tersebut.
Tolong diperhatikan untuk mendidikan moral (ahlak mulia) anak bangsa harus lebih di tingkatkan agar penerus pemuda bangsa ini tidak menjadi terpuruk. Semoga lewat artikel yang singkat ini bisa memberikan semangat dan wawasan para tokoh dalam dunia pendidikan agar sukses dalam mendidik anak didiknya.
Pesan bang napi : "Kejahatan itu karena ada kesempatan waspadalah"
Penulis: Dalang Wanataka dari suara hati
0 Comments
Terimakasih atas komentar anda!