Naskah drama ini kami ambil dari cuplikan buku sekolah, yang menceritakan tentang keadaang teman karena terlibat kasus narkoba, ternyata itu hanya fitnah. Adapun untuk setting latarnya ada di ruang sekolah, kantin sekolah dan kantor polisi. Berikut ini naskah drama singkat.
SENANDUNG SEMENANDUNG...
BEBERAPA SAAT MEREKA TERDIAM
DALBO
Wajarkah kiranya kalau aku membunuh seorang penggianat?
DALBI
Dan penggianat itu sahabat mu sendiri?
DALBO
Begitulah.
DALBI
Kalau takut dituduh berkhianat pada Raja, bunuhlah sahabatmu itu. Tapi aku yakin, kau takkan mau berkhianat pada raja, tapi kau juga tidak tega membunuh sahabtmu sendiri.
DALBO
Inilah kesulitanku. Aku harus tebus pengampunan kesalahanku dengan darah sahabatku sendiri.
DALBI
Baiklah. Kubantu kau mengatasi kesulitanmu. Bila kau akan membunuhku?
DALBO
Sesaat setelah aku diampuni.
DALBI
Tapi aku tidak akan membunuh seorang sahabat pun. Dalbi. Selagi dia masih putra negeri ini, dia adalah aku. Hal inilah yang mungkin tidak dipahami orang terhadap diriku.
DALBO
Lalu, siapakah yang terbunuh sepenuh halaman Istana?
DALBI
Ular! Turunan ular Cintamani yang aku berikan dulu pada Raja lewat Datuk Bendahara.
DALBO
Dan daranh yang mengering dalam Istana, bukankan itu darah putra-putra negeri ini?
DALBI
Setahuku anak negeri kita tidak bercabang lidahnya. Dan Istana ini, bukankah Istana Raja kita.
Istana kita bersih dari ular-ular berbisa. Bersih dari fitnah, tipu muslihat ataupun skandal-skandal. (beberapa saat mereka terdiam) Masih terngiang suaramu di telingaku sewaktu kita mengukir tingkap ke tujuh Istana ini. “ Dalbi! Ukirlah tingkap itu dengan nafas hidupmu!”
DALBO
Ya. Lalu kau jawab padaku. “Dalbo! Jangan kau tutup mata kalau memberi warnanya!” Kemudian ku jawab lagi. “Dalbi! Jangan injak ukiran yang belum siap!”
DALBI
Yaya. Betapa indahnya masa itu, sahabatku.
DALBO
Indah sekali. Tapi ukiran bangsa kita belum siap. Kalau menginjak-injaknya sewaktu aku istirahat! Kau injak-injak kedudukan Raja! Kau injak-injak adat dan tata-cara! Kau injak-injak kebangaan negeri kita! Kau injak-injak kehormatan inang-inang Istana! Semua kau injak! Dalbi. Sekiranya kita tetep bersama, tentu ukiran itu akan siap pada waktunya. Aku mengukir garis-garis lengkung yeng lemah gemulai. Sedangkan garis-garismu lurus, patah-patah, tajam dan kaku.
DALBI
Garis yang lemah gemulai itulah yang telah melemahkan semangat bangsa ini. Kau terima begitu saja hukuman yang tidak adil. Dan kau tidak bernah berusaha menegakkan keadilan. Untuk dirimu sendiri kau tidak dapat menegakkan keadilan, apalagi buat orang lain. Kau memang perkasa sepanjang sejarah, tetapi lemah menghadapi fitnah!
DALBO
Aku punya alasan tersendiri.
Semoga bermanfaat dari Contoh Naskah Drama dan Teks Singkat. Baca juga mengenai drama Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama Apresiasi Sastra.
0 Comments
Terimakasih atas komentar anda!